Selasa, 15 Juli 2014

Media Sarang Semut

Jumlah semut dalam satu sarang bervariasi, rata-rata antara 4.000 sampai 6.000 individu. Dan kumpulan beberapa sarang membentuk sebuah Koloni. Namun yang perlu diingat bahwa awal mula terbentuknya sebuah Koloni berasal dari sebuah sarang. Pemahaman ini penting untuk menghindari perang antar koloni semut.

Misal, dalam sebuah lahan terdapat 1 Pohon Mangga dengan 3 sarang semut rangrang dan 1 pohon Kedongdong dengan 2 sarang semut. Jarak 2 pohon tersebut sekitar 50 meter. Maka semut rangrang yang berada pada masing-masing pohon tersebut merupakan satu koloni yang berbeda.
Berdasarkan sumbernya, Media Sarang Semut Rangrang dibagi 2, yaitu :
a. Media Alam
Media ini mengandalkan Pohon sebagai media sarang semut rangrang. Biasanya budidaya dengan menggunakan media alam ini bertujuan sebagai Pest Control Alami. Dimana Koloni Semut Rangrang dibutuhkan untuk membunuh/memakan hama penyakit tumbuhan tertentu. Misal : Tanaman Buah Jeruk dari penyakit ulat daun. Pohon sebagai media sarang semut rangrang ditanam disekitar lahan Tanaman Buah Jeruk. Dan antar Pohon sebagai sarang dengan Tanaman Buah Jeruk biasanya dihubungkan dengan seutas tali sebagai jembatan transportasi Semut Rangrang untuk membawa hama penyakit Ulat Daun ke sarangnya.

Metode Media Alam ini cocok diterapkan di lahan luas dengan tanaman utama buah-buahan yang membutuhkan Media Pest Control Alami.

Kelemahan media alam ini adalah membutuhkan lahan yang luas, kontrol manusia terhadap perkembang-biakan sulit dilakukan (pada waktu terjadi perang antar koloni), cara memanen Larva/Kroto cukup sulit.

Agar koloni bertambah banyak, maka antar pohon yang hendak dijadikan media sarang semut rangrang juga dihubungkan dengan bambu kecil atau seutas tali agar sewaktu suatu koloni sudah overpopulate, mereka bisa pindah ke sarang satunya untuk membentuk sarang/koloni baru.
b. Media Buatan
Media Buatan mengandalkan bahan-bahan buatan manusia dan diperlukan campur tangan manusia dalam perkembangbiakan semut rangrang. Biasanya bahan yang digunakan adalah bahan-bahan yang ada disekitar kita. Bisa didapat dengan cara membeli, membuat atau memanfaatkan barang bekas. Bahan-bahan tersebut berupa plastik tupperware (beragam ukuran dan bentuk), kaleng plastik, botol plastik, ruas-ruas bambu, sampai kaca berbentuk aquarium. Kemudian bahan-bahan tersebut ditata di atas sebuah meja/rak.

Meja/rak bisa dibuat dari bambu/kayu reng/besi dengan bentuk bertingkat. Lebih bagus lagi kalau kita bisa membuat sistem knock-down. Sehingga memudahkan kita untuk menata ulang/ menambah lantai rak sebagai lokasi perkembang-biakan semut rangrang.

Hal dasar yang harus diperhatikan dalam membuat media sarang buatan sbb:
1. Usahakan bahan tidak tembus pandang langsung. Kalau toh menggunakan kaca (model aquarium), usahakan kaca dilapisi dengan bahan lain/kaca film,
2. Sediakan lubang untuk keluar masuk semut rangrang ke sarangnya dan lubang untuk sirkulasi udara,
3. Bahan tidak mudah rusak/layu,
4. Ada ruang untuk menaruh makanan dan minuman,
5. Memudahkan kita untuk melakukan pengamatan, perawatan dan panen.

Hal dasar yang harus diperhatikan dalam membuat lokasi penempatan media sarang buatan (rak) sbb:
1. Bahan tidak mudah rusak/awet (menggunakan bambu yang sudah tua, kayu reng, triplek, atau besi L berlubang.
2. Usahakan semut tidak bisa meninggalkan sarangnya atau lokasi penempatan sarang (rak).
Menggunakan wadah yang diisi air dan ditaruh di setiap kaki penempatan media sarang (rak) atau ditaruh dibawah media sarang langsung dengan diberi batu bata ditengah media. Air berfungsi sebagai penghalang semut untuk meninggalkan sarangnya.
Atau bisa menggunakan zat kimia (Fleon) atau kapur ajaib, yang dioles rata disekitar kaki penempatan media sarang (rak). 

Budidaya Semut Rangrang

Apa sebenarnya Tujuan Budidaya Semut Rangrang itu?
1. Pest Control Alami
Di beberapa negara (Vietnam, Filipina), Semut Rangrang dibudidaya dengan tujuan sebagai Pest Control alam terhadap tanaman Jeruk, Mangga dll. Dalam hal ini Semut Rangrang akan memangsa segala jenis penyakit dan hama tanaman. Dengan adanya Semut Rangrang, berhasil dibuktikan bahwa hasil buah-buahan tersebut memiliki kualitas yang bagus dan jumlah panennya meningkat.
2. Larva/Kroto
Salah satu tujuan budidaya Semut Rangrang adalah untuk memanen Larva/Kroto Semut Rangrang. Larva/Kroto ini bisa diolah menjadi makanan/camilan bagi manusia dan juga terkenal sebagai makanan untuk burung kicau.

Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan sebelum kita memulai budidaya semut rangrang, yaitu :
1. Media Sarang dan Penempatan Sarang,
2. Semut Rangrang,
3. Pemindahan Semut Rangrang dari Alam ke Media Budidaya atau dari Media Budidaya satu ke Media Budidaya lainnya.
4. Ketersediaan Makanan dan Minuman
5. Suhu dan Kelembapan Lingkungan Sarang
6. Perawatan
7. Pemanenan Hasil

Tempat Ideal Untuk Bersarang

Semut Rangrang mempunyai kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan kondisi lingkungannya. Mereka selalu berusaha mendapatkan makanan dan tempat tinggal dalam kondisi optimal.

Lalu apa kondisi ideal bagi Semut Rangrang untuk bersarang?
1. Sedikit gangguan dari manusia,
2. Cukup Makanan,
3. Tersedia daun cukup lebar namun lentur atau daun kecil tapi banyak,
4. menyukai lingkungan dengan suhu antara 26-34°C dan kelembaban relatif antara 62 sampai 92%.

Di alam sekitar, Semut Rangrang menyukai pohon-pohon yang tinggi seperti pohon kedondong (Spondias dulcis) atau pohon mangga (Mangiferasp.).

Makanan Semut Rangrang


Makanan semut sangat beragam, namun dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok besar, yaitu protein dan gula. Tidak seperti semut lainnya, semut rangrang lebih menyukai protein daripada gula. Protein dapat ditemukan pada daging, ikan, ayam, tikus dan serangga.

Siklus Perkembangbiakan Semut Rangrang


Tahap pertumbuhan semut dimulai dari telur menjadi larva, pupa, kemudian semut dewasa. Telur berukuran sangat kecil, kira-kira 0.5 mm x 1 mm dan berbentuk elips, berwarna putih.. Sedang Larva mempunyai kulit yang halus, putih seperti susu, tidak berkaki dan tidak bersayap, sudah terbentuk mata dan mulut. Selanjutnya Pupa menyerupai semut dewasa namun tidak aktif dan berwarna putih. Selanjutnya Pupa akan menjadi semut yang berubah warna sesuai dengan kastanya.

Pertanyaan yang sering ditanyakan adalah berapa lama siklus perkembangbiakan semut rangrang tersebut? Berapa umur semut rangrang?

Dari sejak Ratu Semut kimpoi, sayap Ratu Semut akan gugur dan setelah sayap Ratu Semut gugur, selama 5-10 hari, Ratu semut akan bertelur. Perkembangan telur selanjutnya sangat tergantung dari suhu lingkungan. Pada suhu 30°C, telur akan berubah menjadi Larva dalam jangka waktu sekitar 8 hari. Selanjutnya Pupa setelah hari ke-17 dan semut pekerja dewasa pertama muncul setelah 28 hari.

Struktur Sosial Semut Rangrang



1. Ratu Semut
Ratu semut mudah dikenali karena tubuhnya lebih besar, berwarna hijau hingga coklat dengan perut yang besar dan menghasilkan banyak telur. Ratu semut ini pada mulanya mempunyai sayap seperti halnya semut jantan, tetapi setelah kimpoi sayapnya lepas.
Ratu semut banyak ditemukan pada tempat-tempat yang tidak terganggu. Mereka menyukai tempat yang aman untuk meletakkan telur. Jika merasa terganggu, mereka akan berpindah ke tempat lain yang lebih aman.
Ratu semut umumnya berada pada sarang yang tidak terlalu kecil, dengan daun-daun yang masih segar dan hijau. Apabila daun-daun pembentuk sarangnya mengering, sebagian semut bahkan ratunya akan meninggalkannya dan berpindah ke sarang baru

2. Semut Jantan
Semut jantan lebih kecil daripada ratu semut, berwarna kehitam-hitaman dan hidupnya singkat. Setelah mengawini ratu ia mati.

3. Semut Pekerja
Semut pekerja adalah semut betina yang mandul. Mereka tinggal di dalam sarang dan merawat semut-semut muda. Namun pada kondisi dimana satu koloni Semut Rangrang tidak memiliki Ratu Semut, maka semut pekerja akan bertelur.

4. Semut Prajurit
SSemut prajurit merupakan anggota yang paling banyak jumlahnya dalam koloni dan bertanggung jawab untuk semua aktivitas dalam koloninya. Mereka menjaga sarang dari serangan pengacau, mengumpulkan dan membawa makanan untuk semua anggota koloninya serta membangun sarang. Ketika sarangnya terganggu ? Mereka membawa semut-semut muda dengan giginya yang kuat dan memindahkannya ke tempat aman. Pada kondisi tertentu mereka juga dapat meletakkan telur ke tempat yang lebih aman, seperti ratu semut.

Rangrang atau Kerangkang


Rangrang atau kerangkang (Oecophylla) adalah semut berukuran agak besar yang dikenal memiliki kemampuan tinggi dalam membentuk anyaman untuk sarangnya. Karena hal inilah maka ia disebut sebagai weaver ant atau "semut penganyam". Di dunia dikenal dua jenis rangrang yang pertama adalah Rangrang Asia (O. smaragdina) yang tersebar luas dari Pakistan sampai Australia bagian utara dan Rangrang Afrika (O. longinoda) yang menghuni kawasan tropis di Afrika.

Sebagaimana banyak semut lainnya, semut rangrang adalah serangga sosial dan membentuk koloni. Dalam kelompok sosial tersebut, pekerjaan dibagi sesuai dengan tipe individunya (kasta). Populasi dalam satu koloni semut rangrang bisa sangat banyak sekali. Semut Rangrang juga bersifat teritorial (menjaga tempat hidupnya) dan bertemperamen "galak". Rangrang tidak segan-segan menyerang apa pun yang mendekati kawasan aktivitasnya.


Minggu, 13 Juli 2014

Mengenal Semut Rangrang

Mengenal Semut Rangrang. Semut rangrang (Oecophylla smaragdina) merupakan serangga eusosial (sosial sejati), dan kehidupan koloninya sangat tergantung pada keberadaan pohon (arboreal). Seperti halnya jenis semut lainnya, semut rangrang memiliki struktur sosial yang terdiri atas:

    Ratu; betina, berukuran 20-25 mm, berwarna hijau atau coklat, bertugas untuk menelurkan bayi-bayi semut.
    Pejantan; jantan, bertugas mengawini ratu semut, dan ketika ia selesai mengawini ratu semut ia akan mati.
    Pekerja; betina, berukuran 5-6 mm, berwarna orange dan terkadang kehijauan, bertugas mengasuh semut-semut muda yang dihasilkan semut ratu.
    Prajurit; betina, berukuran 8-10mm, umumnya berwarna oranye, memiliki kaki panjang yang kuat, antena panjang dan rahang besar, bertugas menjaga sarang dari gangguan pengacau, mencari dan mengumpulkan makanan untuk semua koloninya serta membangun sarang.

Semut rangrang membuat sarang yang terbuat dari lembar-lembar daun yang mula-mula saling direkatkan oleh semut-semut pekerja, kemudian diperkuat dengan sutra yang dikeluarkan oleh larvanya.

Meraup Jutaan Rupiah dari Budidaya Semut Rangrang

Meraup Jutaan Rupiah dari Budidaya Semut Rangrang 

IMG-20130911-01172.jpg
wacanatuban.com – Istilah Kroto pasti sudah tidak asing lagi buat para pencinta burung kicau, yaitu telur Semut Rangrang atau orang daerah Tuban dan sekitarnya biasa menyebutnya dengan nama Semut Krangkang. Selain biasa digunakan untuk pakan burung kicau, kroto juga banyak digunakan untuk pakan ayam dan juga ikan. Rabu (11/09/2013)
Pasokan Kroto di alam bebas yang kian berkurang dan terbatas, dengan semakin berkurangnya hutan yang merupakan habitat semut rangrang. Selain itu, keberadaan Kroto pada saat musim penghujan juga mesti berkurang. Padahal permintaan Kroto cukup tinggi, terutama dari para pencinta burung kicau.
Makanya, pembudidayaan semut rangrang mulai dilakukan. Salah satu pembudidaya adalah Warsidi (29), warga Dusun Ndrudi, Desa Sambongrejo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban. Pemuda single itu mengaku mulai tertarik menggeluti bisnis tersebut, lantaran melihat peluang bisnis yang cerah dari hasil budidaya hewan bernama latin Oecophylla smaragdina tersebut.
Menurut Warsidi, tiap bulan, permintaan Kroto atau telur yang dihasilkan Semut Rangrang terus meningkat. Maklum, permintaan tak hanya datang dari pecinta burung kicau, tetapi juga dari penjual dan pengepul burung kicau yang ada diberbagai kawasan di Kabupaten Tuban.
“Sekarang kan cari Kroto di alam juga sulit mas. Jadi mereka lebih memilih beli daripada harus mencari Kroto sendiri,” ujarnya.

Warsidi yang semula belajar budidaya Kroto dari internet itu mengaku, Dalam sekali panen yang dilakukan 14 hari sekali itu. Dirinya bisa menjual 7 hingga 8 kilogram Kroto yang biasanya tiap kilonya dihargai pembeli Rp. 150-160. Artinya, tiap bulan Warsidi bisa mengantongi omzet Rp 2,4 juta.
Warsidi mengungkapkan, usaha yang baru digelutinya selama 6 bulan ini hanya bermodalkan sekitar 400 ribu, itupun hanya untuk membeli besi yang dirangkai menjadi 4 tingkat untuk tempat budidaya. Sedangkan untuk tempat rangrang, dirinya hanya menggunakan botol bekas air kemasan.
“Kalau untuk semut rangrangnya, saya cari sendiri di tegalan mas, saya kumpulkan selama satu minggu, ongkos budidaya sangat kecil karena perawatannya juga simpel,” imbuhnya.
Budidaya Semut Rangrang penghasil kroto menurut Warsidi tergolong mudah dan tidak butuh biaya besar. Intinya, budidaya Semut Rangrang cukup dijauhkan dari hewan pengganggu dan diberi makanan yang cukup. Sementara untuk kandang tempat budidaya Semut Rangrang bisa memanfaatkan toples ataupun botol minuman bekas. Toples atau botol tersebut bisa menampung satu koloni Semut Rangrang yang jumlahnya mencapai ribuan ekor.
Menurutnya, semua bahan toples atau botol cocok buat budidaya Semut Rangrang. Namun berdasarkan pengalamannya, semut rangrang lebih cepat membangun sarang bila ditaruh di botol mizone. “Kalau menggunakan botol mizone sarangnya bisa jadi dalam 2 x 24 jam. Sedangkan untuk bahan lain bisa tiga sampai empat hari,” ujarnya.
Sementara untuk kondisi toples atau botol sendiri harus bersih dari tanah. Nantinya, Semut Rangrang akan mengeluarkan semacam benang sutra dari mulutnya sebagai bahan membuat sarang. Supaya hasilnya maksimal, meja toples harus dijauhkan dari sinar matahari dan gangguan hewan, seperti ayam, tokek, katak, ataupun tikus.
Tempatkan mangkuk berisi air di kaki-kaki meja itu sehingga semut tidak keluar dari area meja.
Untuk pakan dan minumnya, cukup sediakan ulat kandang dan air gula di meja tersebut. Nantinya, semut akan keluar sendiri dari botol atau toples lewat lubang yang sudah disediakan. Ulat kandang ini banyak dijual di pasaran. Sedangkan, untuk minumnya bisa diberikan air gula dicampur air matang.
“Selain itu juga bisa diberi makan dengan jangkrik maupun belalang,” kata Warsidi.
Sementara untuk memanennya atau mengambil Kroto cukup dengan mengangkat botol dan menuangkan diatas ayak padi. “Dengan menggoyangkannya secara perlahan Kroto akan terpisah dengan rangrang dari sarang,” katanya. (Rok)